Potret Kesehatan di Jawa Timur: Tantangan dan Harapan Menuju Masyarakat Sehat
![]() |
Potret Kesehatan di Jawa Timur |
Demografi dan Kependudukan
Berdasarkan Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2023, jumlah penduduk mencapai 40.530.954 jiwa. Distribusi penduduk yang tidak merata antara wilayah perkotaan dan pedesaan mempengaruhi aksesibilitas layanan kesehatan. Wilayah perkotaan seperti Surabaya dan Malang memiliki fasilitas kesehatan yang lebih lengkap dibandingkan daerah terpencil di bagian timur dan selatan provinsi.
Fasilitas dan Tenaga Kesehatan
Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus berupaya meningkatkan jumlah dan kualitas fasilitas kesehatan. Pada tahun 2023, terdapat peningkatan jumlah puskesmas dan rumah sakit, baik milik pemerintah maupun swasta. Namun, tantangan masih ada dalam hal distribusi tenaga medis. Beberapa daerah mengalami kekurangan tenaga kesehatan, terutama dokter spesialis dan tenaga farmasi. Program penempatan tenaga kesehatan melalui Nusantara Sehat dan Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI) diharapkan dapat mengatasi ketimpangan ini.
Indeks Kesehatan dan Capaian Program
Indeks kesehatan Jawa Timur pada tahun 2023 mencapai 0,800, sedikit melampaui target yang ditetapkan sebesar 0,798. Capaian ini menunjukkan adanya perbaikan dalam berbagai indikator kesehatan, seperti penurunan angka kematian ibu dan bayi, serta peningkatan cakupan imunisasi. Namun, beberapa kabupaten/kota masih memiliki indeks kesehatan di bawah rata-rata provinsi, menandakan perlunya intervensi yang lebih intensif di daerah tersebut.
Kesehatan Ibu dan Anak
Kesehatan ibu dan anak menjadi fokus utama dalam pembangunan
kesehatan di Jawa Timur. Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB)
menunjukkan tren penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Program pelayanan
antenatal care (K1 dan K4), pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, serta
pemberian vitamin A dan zat besi pada ibu hamil telah memberikan kontribusi
positif. Namun, cakupan pelayanan masih perlu ditingkatkan, terutama di daerah
dengan akses terbatas.
![]() |
Potret Kesehatan di Jawa Timur |
Gizi dan Stunting
Masalah gizi, khususnya stunting, masih menjadi tantangan di
Jawa Timur. Data menunjukkan bahwa prevalensi stunting pada balita masih cukup
tinggi di beberapa kabupaten/kota. Upaya penanggulangan dilakukan melalui
program pemberian makanan tambahan, edukasi gizi, dan peningkatan sanitasi
lingkungan. Kerjasama lintas sektor sangat diperlukan untuk mengatasi
determinan sosial dari masalah gizi ini.
Penyakit Menular dan Tidak Menular
Penyakit menular seperti tuberkulosis, hepatitis, dan
HIV/AIDS masih menjadi perhatian di Jawa Timur. Program deteksi dini,
pengobatan, dan edukasi masyarakat terus digalakkan untuk menekan angka
kejadian. Sementara itu, penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes,
dan penyakit jantung menunjukkan tren peningkatan seiring perubahan gaya hidup
masyarakat. Pemerintah daerah mendorong program promotif dan preventif,
termasuk kampanye gaya hidup sehat dan skrining kesehatan rutin.
Jaminan Kesehatan dan Akses Pelayanan
Cakupan jaminan kesehatan melalui BPJS Kesehatan di Jawa
Timur terus meningkat. Hal ini memberikan dampak positif terhadap akses
masyarakat terhadap layanan kesehatan. Namun, tantangan masih ada dalam hal
kualitas pelayanan dan ketersediaan fasilitas di daerah terpencil. Pemerintah
berkomitmen untuk memperluas cakupan dan meningkatkan mutu layanan melalui
berbagai program dan kebijakan.
Inovasi dan Teknologi Kesehatan
Pemanfaatan teknologi informasi dalam pelayanan kesehatan
mulai diterapkan di Jawa Timur. Sistem informasi kesehatan, telemedicine, dan
aplikasi mobile untuk konsultasi medis menjadi solusi untuk meningkatkan akses
dan efisiensi pelayanan. Inovasi ini diharapkan dapat menjangkau masyarakat di
daerah yang sulit diakses secara geografis.
Peran Masyarakat dan Lintas Sektor
Peningkatan derajat kesehatan masyarakat tidak hanya menjadi
tanggung jawab sektor kesehatan, tetapi memerlukan peran aktif masyarakat dan
kerjasama lintas sektor. Program pemberdayaan masyarakat, edukasi kesehatan,
dan kolaborasi dengan sektor pendidikan, pertanian, dan infrastruktur menjadi
kunci keberhasilan pembangunan kesehatan yang berkelanjutan.
![]() |
Potret Kesehatan di Jawa Timur |
Kesimpulan
Jawa Timur telah menunjukkan kemajuan dalam berbagai aspek
kesehatan, namun tantangan masih ada, terutama dalam hal pemerataan akses dan
kualitas pelayanan. Upaya berkelanjutan, inovasi, dan kerjasama semua pihak
sangat diperlukan untuk mewujudkan masyarakat Jawa Timur yang sehat dan
sejahtera.