Cuaca Ekstrem yang Melanda Jakarta
![]() |
Berita Bencana Jakarta |
Fenomena semacam ini sebenarnya bukan hal baru bagi warga Ibu Kota. Namun, intensitas hujan tahun ini terbilang lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya. Data sementara menunjukkan bahwa curah hujan pada awal bulan ini sudah melampaui rata-rata bulanan. Kondisi ini menandakan bahwa kesiapan infrastruktur drainase dan sistem peringatan dini menjadi faktor kunci yang kembali diuji.
Suasana di Pusat Kota Saat Pagi Hari
Tim redaksi yang berada langsung di kawasan Sudirman sekitar pukul 07.30 WIB mendapati antrean kendaraan cukup panjang di beberapa titik lampu merah. Arus lalu lintas tersendat akibat genangan air yang menutup sebagian jalan. Pengemudi bus TransJakarta terlihat ekstra hati-hati karena visibilitas terbatas dan jalan yang licin.
Seorang pengendara ojek online bernama Budi (32) mengaku perjalanannya dari Manggarai menuju Dukuh Atas memakan waktu hampir dua kali lipat dari biasanya. “Biasanya cuma 15 menit, sekarang hampir setengah jam lebih. Jalannya becek, banyak motor mogok juga,” katanya. Situasi ini memperlihatkan bahwa dampak hujan tidak hanya menimbulkan genangan, tetapi juga memperlambat mobilitas ribuan pekerja yang bergantung pada transportasi darat setiap pagi.
Dampak Hujan Deras di Permukiman
Selain di pusat kota, hujan deras juga berdampak di kawasan permukiman padat. Di Kelurahan Kampung Melayu, misalnya, air mulai masuk ke rumah warga sejak pukul 05.00 WIB. Beberapa warga terlihat sibuk mengamankan perabotan agar tidak terendam. Lilis, seorang ibu rumah tangga, menuturkan bahwa banjir kali ini datang lebih cepat dari perkiraannya. “Biasanya air naik menjelang siang, tapi sekarang pagi-pagi sudah masuk rumah,” ujarnya.
Kondisi serupa juga terjadi di daerah Cengkareng, Jakarta Barat. Tim lapangan menemukan anak-anak sekolah terpaksa menunggu lebih lama untuk dijemput kendaraan karena jalan utama menuju sekolah tergenang. Situasi ini menunjukkan betapa rawannya masyarakat yang tinggal di daerah bantaran sungai maupun permukiman rendah terhadap hujan berintensitas tinggi.
Tanggapan Pemerintah Daerah
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bergerak cepat dengan menurunkan personel Dinas Sumber Daya Air dan Satpol PP untuk membantu warga yang terdampak. Sejumlah pompa air sudah dioperasikan sejak dini hari di titik-titik rawan genangan, seperti di sekitar Kelapa Gading dan Sunter. Kepala Dinas Sumber Daya Air menyebutkan bahwa ada lebih dari 400 pompa stasioner yang diaktifkan.
Namun, tantangan terbesar tetap pada volume hujan yang tinggi dan aliran sungai yang meluap. Pemerintah mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, khususnya mereka yang tinggal di daerah bantaran kali Ciliwung. Informasi terkini terkait titik banjir juga bisa diakses melalui kanal resmi Pemprov DKI Jakarta dan update dari aplikasi Jakarta Kini (JAKI).
Kesaksian Warga di Lapangan
Heri, seorang pedagang kaki lima di kawasan Tanah Abang, mengaku dagangannya harus ia tutup lebih awal. “Hujan deras bikin sepi pembeli. Jalanan becek, orang-orang buru-buru cari tempat berteduh. Terpaksa saya gulung tikar dulu,” katanya.
Di sisi lain, beberapa warga justru terlihat saling membantu. Di Kampung Pulo, anak-anak muda bergotong royong membuat tanggul darurat dari karung pasir untuk mencegah air masuk lebih dalam ke rumah warga. Suasana kebersamaan ini memperlihatkan bahwa meski bencana kerap datang, solidaritas sosial masyarakat Jakarta tetap terjaga.